7 Tanda Anda Terlalu baik dan Empati, yang Justru Membawa Kerugian Menurut Psikologi


berita kacanginka

Apakah kamu salah satu orang yang senantiasa siap untuk menolong siapa pun di mana pun, terutama ketika keadaanmu tengah kurang baik?

Bila demikian, bisa jadi kamu terlalu baik hati serta memiliki rasa simpati yang berlebihan. Faktanya, hal tersebut tak selamanya menguntungkan, apalagi bila sampai menyebabkan kelelahan emosi pada dirimu.

Di era yang serba keras dan menekan ini, betapa pentingnya memiliki sifat baik hati serta empati. Namun, apa jadinya bila sikap tersebut malah menjebak kita dalam situasi sulit?

Sebagaimana dikutip dari situs Geediting.com pada hari Sabtu, tanggal 19 April 2025, berikut adalah tujuh ciri psikologis yang menunjukkan bahwa Anda mungkin terlampau baik hati serta memiliki rasa empati yang tinggi – hingga akhirnya melupakan kebutuhan untuk merawat diri sendiri.


1. Anda Selalu Merasa Letih, Meski Sudah Cukup Tidur

Apabila Anda kerap kali mengalami kekurangan tenaga – meski sudah mendapatkan istirahat yang cukup – mungkin hal tersebut tidak disebabkan oleh fisik Anda yang letih, melainkan akibat jiwa Anda yang telah dipenuhi sesuatu.

Menjadi individu yang amat sensitif biasanya berarti Anda menerima energi negatif dari lingkungan sekeliling. Sama seperti spons yang meresapkan air, Anda juga menyerap perasaan orang lain.

Inilah yang dikenal sebagai kelelahan empatetik, dan hal ini sering dialami oleh mereka yang secara berulang kali mengambil perasaan oranglain menjadi beban diri sendiri.

Catatan Psikologi: Di bidang psikologi, hal tersebut dapat menuju kepada keletihan emosi yang jika dibiarkan dalam waktu lama mungkin akan menimbulkan kondisi burnout, tekanan mental persisten, hingga depresi.


2. Anda Kesulitan Berkata “Tidak”, Meski Hatimu Sendiri Sudah Mengejeknya

Apakah Kamu sering menjawab “iya” cuma untuk menghindari ketidaknyamanan, meskipun sesungguhnya kamu enggan melaksanakan permintaan itu?

Sulit mengucapkan kata “tidak” merupakan tanda dari seseorang dengan rasa empati yang tinggi. Kekhawatiran utama Anda adalah tidak ingin menyusahkan orang lain dibandingkan harus merugikan diri sendiri.

Sebagaimana dikatakan oleh psikolog Brené Brown, “Percaya pada batas yang ditentukan adalah bentuk cinta terhadap diri sendiri.” Anda tak perlu selalu memuaskan setiap orang, apalagi hingga merelakan kesejahteraan personal Anda.

Tip praktis: Mempelajari cara mengucapkan kata “tidak” tanpa merasa bersalah merupakan bagian dari perawatan diri yang baik.


3. Anda Menyadari Tanggung Jawab Terhadap Kondisi Emosi Oranglain

Sebagai contoh yang jelas: Ketika temanmu sedih, kamu juga menjadi stres. Bila orang tuamu frustrasi, kamu merasa bersalah. Apabila rekan sekerja mu mengalami kegagalan, kamu pun merasakan hal serupa.

Bila hal ini kerap berlangsung, waspadalah. Hal ini merupakan bebannya emosi yang seharusnya tak menjadi tanggungan Anda.

Berdasarkan ilmu psikologi: Empati yang baik berarti dapat mengerti emosi seseorang tanpa perlu merasa bertanggung jawab atas emosi tersebut.

Kamu dapat menunjukkan kepedulian tanpa harus merasa bersalah tentang pengalaman mereka.


4. Anda Sering Dikorbankan, Namun Tak Pernah Mengeluh

Inilah salah satu tanda ter sakit hati: meski telah berkorban semua, tanggapan yang didapatkan tak sesuai harapan.

Sebagai contoh, memberikan pinjaman uang namun pihak lain tidak membayarnya. Sering menjadi tempat untuk mengeluh tentang masalah, tetapi jarang sekali ditanyakan “bagaimana keadaanmu?”.

Hasil penelitian oleh Universitas Notre Dame mengungkapkan bahwa individu yang terlalu sopan cenderung merasakan dilema penggunaan diri serta kurangnya apresiasi.

Bukan dikarenakan kelemahan mereka, tetapi lebih disebabkan oleh rasa takut yang berlebihan dalam mengatur batasan.

Perhatian: Jangan biarkan baik hati Anda dimanfaatkan oleh orang lain.


5. Anda Sering Mengabaikan Kepentingan Diri Sendiri

Sekarang cobalah bertanya kepada dirimu sendiri:

Ketika terakhir kali Anda menikmati makanan secara perlahan tanpa gangguan?

Ketika terakhir kali Anda tertidur tanpa diganggu panggilan atau pesan teks dari pihak lain?

Ketika terakhir kalinya Anda melakukannya cuma buat kepuasan pribadi Anda?

Jika Anda kesulitan menanggapinya, kemungkinan besar Anda terlampau sibuk merawat oranglain sehingga melupakan untuk juga merawat diri sendiri.

Penting untuk diingat: Melupakan keperluan diri sendiri tidak selalu berarti sebagai tindakan pengorbanan yang agung. Justru hal itu mungkin memulai keruntuhan kesehatan mental.


6. Anda Tidak Ingin Ditolong, Meskipun Secara Nyata Membutuhkannya

Paradoksnya, mereka yang kebanyakan menawarkan pertolongan cenderung menjadi orang yang paling enggan untuk diberi bantuan.

Anda biasanya melakukan pemberian, jadi merasa tidak nyaman saat perlu menerima sesuatu. Terkadang Anda juga merasa bersalah karena hal itu.

Namun yakinkanlah diri sendiri: Ada hal yang salah jika menolak bantuan. Hal itu bukan lemah, tetapi indikasi bahwa kamu juga seorang manusia.

Menurut Carl Rogers (seorang psikolog), “Justru pada saat aku menerima keadaan diriku sebagaimana adanya, di sinilah terjadi proses perubahan.”


7. Rasa Bersalah Timbul Ketika Mengutamakan Diri Sendiri

Membaca buku secara pribadi kelihatan seperti suatu tindakan yang serakah. Mengambil waktu istirahat pada hari Sabtu atau Minggu tanpa merespons pesan pekerjaan seolah-olah tidak etis.

Jika Anda merasakan hal demikian, mungkin sudah waktunya untuk memperbaiki sudut pandang. Memfokuskan perhatian pada diri sendiri tidak berarti meninggalkan orang lain.

Sebaliknya, dengan menjaga kesehatan diri sendiri, Anda dapat hadir secara penuh bagi orang lain tanpa merasa kelelahan.

Tip bermanfaat ini bisa diikuti dengan meluangkan waktu antara 15 sampai 30 menit sehari untuk melakukan kegiatan favorit pribadi Anda. Lakukan tanpa merasa bersalah tentang hal tersebut.

Kasih sayang serta keramahan merupakan hal-hal yang amat berharga. Bumi ini memerlukan semakin banyak individu sebaik dirimu.

Akan tetapi, kesopanan tanpa pengendalian diri dapat berubah menjadi racun untuk kesejahteraan mental dan jasmanimu.

Perhatikan: Kamu memiliki hak untuk mengistirahatkan diri. Kamu boleh menolak sesuatu. Kamu pantas merasa bahagia tanpa perlu terus-terusan memuaskan oranglain.

Jangan cuma menjadi baik di depan oranglain. Tetap jaga kebaikan itu buat dirimu juga. ***