7 Perbedaan Pikiran Manusia vs AI: Apa yang Membedakan Kita

Pada saat ini, teknologi kecerdasan buatan atau
artificial intelligence
AI semakin berkembang dan menyatu dengan rutinitas harian banyak orang. Dalam berbagai bidang, termasuk pekerjaan maupun hiburan, AI sering dimanfaatkan seperti penulisan artikel, penterjemahan, pengkodean, deteksi wajah, pembuatan seni, serta hal lainnya. Teknologi tersebut sudah terselip dalam aktivitas sehari-hari melalui asisten digital, algoritma saran konten, dan sebagainya.
chatbot
yang makin pintar.

Walaupun kecerdasan buatan (AI) semakin cekap dan hemat dalam penggunaannya, metode pemikiran AI ini sungguhlah bertolak-belakang dibandingkan dengan manusia. Meskipun demikian, AI sebenarnya dapat mensimulasikan beberapa aspek dari proses berfikir kita seperti pembelajaran serta penyelesaian masalah, namun masih terdapat batas-batas tertentu misalnya berkaitan dengan basis datanya atau kode-program yang digunakan. Sebaliknya, cara kerja pikiran manusia justru lebih rumit karena mencakup emosi, insting, imajinasi, hingga norma-norma etika. Kami nantinya akan membahas secara detail tentang perbedaan-perbedaan pokok di antara dua pendekatan tersebut yakni bagaimana cara AI dan juga manusia itu sendiri untuk melakukan analisis dan membuat keputusan.

1. Ciri khas dari pola pikiran

Proses pemikiran manusia bergantung pada serangkaian mekanisme biologi yang rumit, mencakup aktivitas sel saraf dan sambungan antar-sel dalam otak. Kemampuan untuk menghasilkan ide-ide baru, merasakan perasaan, mendengar suara hati, serta membuat penilaian moral berasal dari kombinasi interaksi dengan dunia sekitar kita, warisan budaya, dan pandangan diri sendiri atas apa yang penting bagi kehidupan kami.

Sebaliknya, AI mengoperasionalkan dirinya melalui rumus-rumus serta model-model matematis. Meski mampu mensimulasikan aspek-aspek pemikiran seperti pembelajaran dan penyelesaian permasalahan, ia tak memiliki kesedaran, rasa empati, ataupun insting intuitif. Proses pengambilan keputusan dari AI dipengaruhi secara total oleh kode program beserta dengan input datanya.

2. Proses pembelajaran

Manusia memperoleh ilmu lewat pengalaman pribadi, observasi, serta pendidikan formal. Kemudian, manusia dapat merumuskannya menjadi prinsip-prinsip umum bahkan dari beberapa kasus saja; suatu kecakapan yang disebut sebagai
one-shot learning
. Misalnya, manusia bisa mengenali macan tutul hanya dengan melihat satu gambar.

AI membutuhkan ratusan ribu data agar dapat belajar secara efisien, yang disebut juga sebagai
multishot learning
Ini menyebabkan AI menjadi kurang efektif dalam hal pembelajaran yang bersifat adaptif dan cepat mirip dengan kemampuan manusia.

3. Kecepatan dan efisiensi

Saat menangani informasi berlimpah, kecerdasian buatan umumnya lebih cepat daripada manusia. Meski begitu, manusialah yang mengungguli dalam membuat keputusan rumit yang perlu pertimbangan mendalam tentang latar belakang serta detail-detailnya.

AI bisa mengolah sejumlah besar data dengan kecepatan yang luar biasa, di samping itu juga handal pada pekerjaan bertubi-tuba seperti mendeteksi pola dan melakukan kalkulasi pesat. Sebagai contoh, AI sanggup mengevaluasi ribuan foto medis cuma dalam sekali napas saja.

4. Kreativitas

Salah satu karakteristik unik dari kemampuan manusia dibandingkan dengan AI terletak pada aspek kreativitasnya. Manusia dapat menyatukan konsep-konsep yang tak berhubungan guna menciptakan solusi serta hasil-hasil baru di bidang seni, sastra, maupun temuan ilmiah.

Walaupun AI bisa dimanfaatkan untuk mendukung aktivitas kreatif, misalnya dalam pembuatan materi di media sosial serta lagu-lagu, namun kemampuan kreasinya punya batasan sebab kurang memiliki imajinasi ataupun intuisi. Hasil keluarannya cuma mengacu pada informasi yang telah tersedia dan peraturan-peraturan yang diberikan.

5. Adaptabilitas

Manusia cukup lentur dan dapat menyesuaikan diri secara cepat ketika menghadapi kondisi baru, melalui penggunaan keahlian kreatif serta insting mereka. Ini membantu manusia tetap bertahan di tengah iklim lingkungan yang tak tentu arahnya.

Di sisi lain, AI baru bisa menyesuaikan diri apabila di-program-ulang atau diberi pelatihan lagi. Meskipun AI luar biasa untuk menjalankan tugas-tugas spesifik, namun kurang efektif ketika harus merespons kondisi yang bervariasi atau tak terduga.

6. Pengambilan keputusan

Saat membuat keputusan, manusia menggunakan intuisi, emosi, serta aspek moral. Mereka juga dapat menilai konsekuensi sosial dan etika yang timbul dari setiap tindakan.

Sebaliknya, dalam pengambilan keputusan, AI secara penuh mengandalkan data dan logika yang objektif. Meski akurat dan konsisten, AI tidak mempertimbangkan faktor moral atau nuansa sosial dalam keputusannya.

7. Kecerdasan emosional

Manusia mempunyai kecerdasan emosional, yaitu kemampuan untuk memahami emosi, merespons secara empatik, serta membangun hubungan yang bermakna. Ini sangat penting dalam komunikasi dan kolaborasi.

Sebaliknya, AI tidak mempunyai rasa simpati ataupun pengertian emosi yang sesungguhnya. Walaupun bisa menggambarkan respon-emotional, namun hal tersebut hanya semacam peniruan berlandaskan informasi, dan bukanlah perasaan asli.

Secara mendasar, pemikiran manusia mencakup kreativitas, emosi, intuisi, serta prinsip-prinsip etis, sehingga membuat kita kuat di banyak kondisi. Sementara itu, AI lebih ungggul pada aspek kecepatan, efisiensinya, dan ketepatan dalam menyelesaikan pekerjaan berorientasi data tertentu. Anda dapat merangkul gabungan dari kemampuan manusia dengan teknologi AI ini untuk menyederhanakan setiap aktifitasmu, bahkan mungkin mendapatkan hasil yang revolusioner.

Referensi

Discovery Place.
Diakses pada April 2025.
Mengeksplorasi Perbedaan Cara Berpikir Manusia dan Kecerdasan Buatan

GeeksforGeeks.
Diakses pada April 2025.
Perbedaan Antara Kecerdasan Buatan dan Inteligensi Manusia

Live Science.
Diakses pada April 2025.
Para Ilmuwan Temukan Perbedaan Besar dalam Cara Berpikir Manusia dan KI – dan Implikasinya Bisa Jadi Signifikan

University of Hull.
Diakses pada April 2025.
What is Artificial Intelligence and How is it Different from Human Intelligence

OrangeMantra.
Diakses pada April 2025.
Artificial Intelligence vs Human Intelligence

TechTarget.
Diakses pada April 2025.
Artificial Intelligence vs Human Intelligence: How Are They Different