Yang Perlu Kamu Tahu Tentang Kemacetan Parah di Tanjung Priok

Kemacetan mengerikan berlangsung di Tanjung Priok, Jakarta Utara mulai Rabu (16/4) malam sampai Jumat (18/4). Kemacetan tersebut dapat diamati sejak Tol JORR Rorotan.

Mayoritas kepadatan lalu lintas terjadi karena antrian truk-truk berat yang melewati jalanan itu.

Bukan hanya itu saja, area-area macet juga terlihat di berbagai lokasi seperti jalur dalam kota yang melintasi wilayah Jelambar Baru, jalan menuju Tanjung Priok dari Jembatan Dua Raya, sekitar Tubagus Angke, daerah Kota Tua, dan persimpangan lampu merah dekat RS Atmajaya-Pluit.

Seperti apa fakta-faktanya?, berikut

berita kacanginka

rangkum.


Sebab Kemacetan di Pelabuhan Tanjung Priok, Kapal Tiba Secara Serentak

Macetnya Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara sungguh luar biasa. Antrian truk mencapai jalur toll dan juga jalan utama lainnya. Kendaraan terpaksa menepikan diri untuk beristirahat selama beberapa jam akibat kemacetan yang tidak dapat mereka atasi.

Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Utama Tanjung Priok M. Takwim Masuku menyatakan bahwa masalah kemacetan di pelabuhan telah mempengaruhi kegiatan masyarakat sekitar. Salah satu faktornya adalah kedatangan serentak dari 3 buah kapal raksasa di area tersebut.

“Kemarin ada sebanyak 3 kapal yang datang bersamaan di NPCT1, hal ini mengakibatkan lonjakan volume pengelolaan barang hampir melebihi 4.000 unit, sehingga menimbulkan aktivitas yang sangat padat dan pada akhirnya terjadilah kemacetan di area NPCT1 yang dampaknya meluas hingga keluar,” jelas Takwim saat memberikan keterangan pers di ruangan kerjanya, di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (18/4).

Takwim menyebutkan bahwa NPCT1 berkapasitas 2.500. Berdasarkan situasi sebelumnya, jumlah volumenya meningkat menjadi 4.000.

Takwim menyebutkan bahwa ketiganya telah berlayar dari Pelabuhan Tanjung Priok. Namun, tiga kapal lainnya bakal menuju pelabuhan tersebut. Sehubungan dengan hal ini, beberapa modifikasi pada sistem manajemen lalu lintas laut akan dijalankan.

“Satu hal yang kami lakukan adalah memindahkan operasional sebanyak mungkin ke terminal lain agar dapat mengurangi aktivitas pengangkutan dan penumpukan di NPCT1,” terangnya.

“Pilihan kedua bisa jadi kita mengurangi dampaknya melalui pihak perairan, dengan kemungkinan memundahkan proses pengangkutan dan penumpukan barang agar tak berlangsung secara bersamaan,” ujarnya.

Hindari Kemacetan Menakutkan di Tanjung Priok: 3 Kapal Dialihkan untuk Memuat Barang ke Terminal Alternatif

Takwim juga menyusun sebuah rencana, yaitu memindahkan operasi bongkar muat kapal ke terminal alternatif guna mengurangi kemacetan di Tanjung Priok.

“Kegiatan hari ini khusus untuk NPCT1 pada tanggal 16 melibatkan sebanyak 3 kapal, hal ini mengakibatkan lonjakan volume pengeluaran dan penerimaan barang melebihi 4 ribu unit. Kondisi tersebut membuat kegiatan menjadi sangat sibuk hingga berujung pada kemacetan,” jelas Takwim saat ditemui di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Jumat (18/4).

Menurut takwim tersebut, hingga saat ini telah ada 3 kapal yang direncanakan untuk memasuki kawasan Pelabuhan Tanjung Priok. Sementara itu, dari 3 kapal yang tiba pada Rabu (16/4), hanya 2 kapal saja yang sudah menyelesaikan proses pengeluaran barangnya. Kapal ketiga baru rampung Jumat (18/4) sore.

“Hari ini terdapat jadwal 3 kapal, di mana dari ketiganya telah datang 2 kapal, sedangkan untuk kapal-kapal kemarin meski sebanyak 2 tetapi hanya 1 saja yang sudah lepas landas dan 1 lagi akan keberangkatan pada sore nantinya,” katanya.

Pelindo Memberikan Kompensasi kepada Para Pengguna Kontainer dan Truk yang Tertahan dalam Kemacetan di Pelabuhan Tanjung Priok

Sehubungan dengan kejadian tersebut, PT Pelabuhan Indonesia alias Pelindo telah menyediakan sejumlah ganti rugi untuk para pelaku usaha yang mengalami dampak negatif. Menurut Executive Director Regional 2 PT Pelindo, Drajat Sulistyo, salah satu bentuk kompensasi yang ditawarkan adalah pemberian tambahan masa tenggat waktu untuk membatalkan Surat Penarikan Peti Kemas (SP2) ataupun Surat Penarikan Peti Kemas Impor (SP2/tila).

“Biayanya kita tidak ambil. Prosesnya diselesaikan jadi ini pasti sangat bermanfaat untuk para pengemudi ataupun pemilik barang. Selain itu, pintu gerbang kami buka saat mereka menapaki pintu tersebut,” ujar Drajat dalam konferensi pers di Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Utama, Tanjung Priok, Jakarta Utara pada hari Jumat (18/4).

Di samping itu, Pelindo juga mengganti biaya bagi truk-truk yang tertahan di jalur utama agar bisa memasuki toll road. Kerjasama tersebut berlangsung antara Perusahaan dan Kepolisia lewat Direktorat Lalu Lintas (Dirlantas). Selanjutnya, Pelindo pun menyediakan makanan untuk para sopir truk yang tersandera situasi tersebut.

“Itu termasuk pula biaya tol yang kami bantu. Kami kerjasama dengan Pak Dirlantas serta Pak Kapolres untuk mencoba mengarahkan mereka menuju jalan tol tersebut. Itulah cara kami memberikan kompensasi,” katanya.

Macet Menakutkan, Kepolisian Minta Pengemudi Sementara Hindari Area Tanjung Priok

Kepolisian menyarankan warga agar sementara waktu menghindari menderek kendaraanya menuju area Tanjung Priok serta wilayah-wilayah sekitarnya di Jakarta Utara. Hal ini dikarenakan sampai pada hari Jumat tanggal 18 April sore, kemacetan masih berlangsung akibat aktivitas pengangkutan barang di Pelabuhan Tanjung Priok.

“Sejak kemarin telah disampaikan imbauan bahwa jika memasuki area Utara, baik itu di jalur toll atau di bawah tanah saat kondisi lalu lintas sedang ramai dan macet, sebaiknya menggunakan alternatif jalan lain,” ungkap Kasipol Reskrim Polres Pelabuhan Tanjung Priok AKP Sumarlan di lokasi tersebut.

Sumarlan menyebutkan bahwa orang-orang yang masih mau pergi ke area Jakarta Utara harus cek Google Maps terlebih dahulu.

“Ia menyarankan agar jika menuju ke Jakarta Utara, sebaiknya periksa rute melalui peta online karena terdapat area pembongkaran dan pengiriman barang yang cukup ramai,” katanya.

Bukan Hanya Mobil, Kereta Api juga sempat terperangkap macet parah di Tanjung Priok

Selain kendaraan, Kereta Api juga terimbas macet horor di Tanjung Priok ini. Dalam sebuah video yang beredar, kereta tak bisa lewat, sebab relnya terhalang badan truk.

Barang tersebut mengantarkan kira-kira tiga puluh gerbong dari JICT (Jakarta International Container Terminal) ke arah Stasiun Plasosor di Tanjung Priok, Jakarta Utara.

Manager Humas PT KAI Daop 1 Jakarta Ixfan Hendriwintoko menyebut bahwa kejadian tersebut terjadi pada hari Kamis (17/4). Pada saat itu, kereta sedianya melewati persimpangan level crossing di Jalan Sulawesi atau disingkat sebagai JPL 11. Menghadapi halangan tertentu, kereta ini dipaksa untuk berhenti demi mencegah potensi insiden tidak terduga lainnya.

“Menurut data yang diterima, insiden itu berlangsung pada hari Kamis, tanggal 17 April 2025. Saat kereta hendak melewati persimpangan jalan raya Sulawesi, lebih spesifik di titik JPL 11, pihak petugas mendapat kabar mengenai kemacetan arus lalu lintas di area tersebut,” ungkap Ixfan kepada

berita kacanginka

, Jumat (18/4).

Ixfan mengatakan, kereta barang tersebut pada akhirnya dapat berjalan ketika situasi lalu lintas di area tersebut menjadi mulus.

“Sebab kereta berada dalam keadaan melambat, maka kecepatannya hanya berkisar antara 5 sampai 30 kilometer per jam. Agar dapat mencegah kemungkinan risiko serta memastikan keselamatan semua pihak, perjalanan yang melambat itu sementara diakhiri di tempat tertentu sampai situasi lalu lintas di persimpangan jalan menjadi aman lagi,” katanya.

Polisi Mengharuskan Pelabuhan TJ Priok untuk Tidak Melayani Truk Bongkar-Muat Melebihi Kapasitasnya

Kepala Dirlantas Polda Metro Jaya, Kombes Komarudin, mengingatkan kepada manajemen Pelabuhan Tanjung Priok di Jakarta Utara untuk menjadi lebih kooperatif dan transparan tentang total truk yang bakal tiba untuk operasi muatan-dibongkar.

Pesan ini bertujuan agar dapat menghindari kemacetan parah layaknya kondisi yang dialami pada Kamis (17/8) petang-malam hari tersebut.

“Tentu saja kami menginginkan adanya transparansi dari pihak pelabuhan. Mungkin laporannya dapat disampaikan ke Kapolres agar kita bisa bersiap untuk (kenaikan jumlah kendaraan),” ungkap Komarudin ketika melakukan inspeksi terkait kemacetan di daerah Jakarta Utara pada hari Jumat (18/4).

Komarudin mengatakan bahwa dari awal tidak ada transparansi dalam hal pemuatan dan penumpukan barang. Menurut informasi yang ia peroleh, kapasitas pelabuhan hanya mencapai 3 ribu truk. Akan tetapi, selama dua hari terakhir ini, manajemen telah menambahkan jumlah hingga 4.500 truk.

“Pernyataan dari staf, seorang staf menyebutkan bahwa kapabilitas mereka terbatas hingga 3.000 truk saja, tetapi kenyataannya telah melebihi angka tersebut menjadi lebih dari 4.500. Tentu ini akan memiliki dampak signifikan pada kapasitas, daya tampung, dan layanan, termasuk proses pengecekan,” jelasnya.