berita kacanginka
, JAKARTA – Produsen
otomotif
Perusahaan otomotif asal Jepang, Suzuki, melaporkan penjualan mobil sebesar 14.000 unit pada paruh pertama tahun 2025. Kendaraan terlaris mereka termasuk model seperti Suzuki XL7, Ertiga, dan juga Suzuki Carry untuk segmen truk ringan.
Deputi Direktur Utama 4W Sales & Marketing di PT
Suzuki Indomobil Sales
(SIS), Dony Saputra menyebutkan bahwa kondisi pasar di awal tahun ini menghadapi tantangan selama tiga bulan pertama.
“Walaupun begitu, Suzuki tetap dapat menjaga penjualan bulanannya dengan cukup konsisten,” kata Dony kepada
Bisnis
, dikutip Kamis (17/4/2025).
Mengacu data
Gaikindo
, penjualan
wholesales
Suzuki
melebihi angka 14.174 unit, sementara itu penjualannya melalui saluran ritel atau langsung dari dealer kepada pembeli mencapai 14.599 unit.
“Kira-kira 80% dari total penjualan ritel Suzuki berasal dari produk-produk yang diproduksi di dalam negeri. Urutannya, kontribusi terbesar datang dari New Carry, disusul oleh New XL7, lalu Ertiga,” paparnya.
Secara rincian, Suzuki New Carry menyumbang sebanyak 6.203 unit, diikuti oleh Suzuki New XL7 dengan 4.105 unit, dan Suzuki Ertiga mencapai angka 852 unit.
“Suzuki Indonesia mengutamakan pembuatan produk di dalam negeri baik untuk pangsa pasar dalam negri maupun luar negeri, ini terlihat dari dedikasinya dalam menanam modal, kesetiaannya kepada bahan lokal serta keterlibatannya dalam skema LCEV,” ujarnya.
Sementara itu, permintaan pasar untuk mobil nasional sampai saat ini belum menunjukkan tanda-tanda kemajuan yang signifikan. Di awal tahun 2025, yaitu di kuartal pertama, jumlah penjualan ritel mobil berkurang sebesar 4,7%, mencapai total 205.160 unit, jika dibandingkan dengan angka serupa dari tahun lalu yang tercatat sekitar 215.250 unit.
Penjualan otomotif dalam negeri secara ritel mengalami penurunan sebesar 8,9%, mencapai total 210.483 unit, dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2024 yaitu 231.027 unit.
Penurunan penjualan otomotif domestik tersebut sesuai dengan ancaman perdagangan global yang dipicu oleh ketidakinisan tariff impor dari Amerika Serikat (AS). Akibatnya, banyak negara malah memperkuat perlindungan terhadap barang buatan lokal mereka.
Sebaliknya, pemerintah Indonesia berniat untuk melemaskan ketentuan berkaitan dengan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN), suatu langkah yang mungkin memiliki efek negatif pada sektor otomotif lokal. Meski demikian, Dony menyampaikan bahwa Suzuki akan tetap waspada dan mengamati dinamika ini secara cermat.
“Sehubungan dengan pernyataan baru-baru ini dari pihak berwenang, kita sekarang memutuskan untuk hanya mengawasi perkembangan hingga adanya analisis yang lebih mendalam. Kami tetap yakin bahwa otoritas juga sedang merancang strategi guna menjamin perlindungan atas investasi domestik yang sudah ada serta menyediakan panduan optimal bagi industri lokal,” tutupnya.