Romo Stanislaus Sutopanitro, Pelopor Pembebasan Tapol Pulau Buru, Kini Berpulang…


JAKARTA, berita kacanginka

Berita sedih mereda di seluruh jemaah Gereja Katolik Indonesia serta komunitas Katolik dalam lingkup TNI-Polri.

Saudara Romo Letkol (Purn) Stanislaus Sutopanitro telah berpulang ke Mahligai Ilahi di Rumah Sakit Mitra Keluarga Kelapa Gading, Jakarta Utara, pada hari Jumat Agung sekitar pukul 19:45 Waktu Indonesia Bagian Barat.

Stanislaus Sutopanitro, Pr, seorang imam senior terkenal karena dedikasinya dalam pelayanan rohani bagi angkatan bersenjata dan gerakan pastoral sosial, meninggal dunia di usia 90 tahun.

“Beliau adalah panutan luar biasa dalam kehidupan. Terlepas dari layanan beliau di kalangan TNI-Polri, pekerjaan bakti masyarakat, atau pun kegiatan paroki, Romo senantiasa memperlihatkan sikap siaga yang sungguh-sungguh,” ungkap Wakil Uskup bagi umat Katolik di wilayah TNI-Polri, Romo Kolonel Yos Bintoro pada pernyataannya, Jumat (18/4/2025).

Laksamana Pertama TNI (Purn) BMY Darbagus, dari paroki St. Yakobus juga mengungkapkan kesedihan yang dalam karena kepergian Romo yang telah menjadi teladan bagi banyak jemaah.

“Sangat merindukan beliau. Romo Sutopanitro merupakan sosok pemimpin yang sederhana, teguh pendirian, serta dipenuhi kasih sayang. Dia tidak hanya menjadi imam bagi kita, tetapi juga teman dekat dan pembimbing spiritual,” jelasnya.

Dia mengatakan, bahwa keberangkatan Romo Sutopanitro pada Hari Jumat Agung diperingati sebagai tanda perpisahan yang sangat berarti.

“Seekor gembala yang sudah melaksanakan tanggung jawabnya dengan tekun, akhirnya kembali ke rumah Bapanya dengan tenang,” katanya.

Berikut adalah informasinya, Romo Sutopanitro dilahirkan di Yogyakarta pada tanggal 16 Mei 1934.

Dia merupakan seorang anak asli dari Klaten yang telah mengabdikan seluruh hidupnya kepada Gereja dan negara.

Dia dilantik menjadi imam pada tanggal 2 Juli 1963 di Gereja St. Ignatius, Paroki Kotabaru, Yogyakarta.

Setelah peresmian tersebut, dedikasinya berjalan selama lebih dari enam dasawarsa di beragam bidang layanan, termasuk di keuskupan, militer, serta pekerjaan sosial dan bantuan manusiawi.

Riwayat lama pelayanan Romo Sutopanitro menggambarkan kesetiaannya sebagai seorang imam serta patriota sejati.

Selama hayatnya, Pastor Sutopanitro sempat mengemban tugas sebagai pastor rekan di Katedral Jakarta antara tahun 1963 sampai 1967.

Selanjutnya, Romo Sutopanitro menjadi Pastor Tentara Kodam V/Jaya serta Pembina Tapol di Pulau Buru, Nusa Kambangan pada periode tahun 1966 sampai 1967, lalu melanjutkan karirnya sebagai Kepala Dinas Binroworodik TNI AL dengan jabatan Letnan Kolonel Tituler antara tahun 1976 hingga 1978.

Selanjutnya, ia menjadi Pastor Mabesal mulai tahun 1978 sampai 1986, kemudian bertugas sebagai Koordinator Pembinaan Mabes Hankam di daerah Timor Timur dari 1978 hingga 1992, serta anggota tim penelitian ABRI antara tahun 1986 hingga 1992.

Dari tahun 1987 hingga kematiannya, Romo Sutopanitro berperan sebagai Pastor Rekan di Paroki St. Yakobus, Kelapa Gading.

Bapa Sutopanitro terkenal karena sifatnya yang rendah hati, kesetian dalam menjalankan kewajibannya, serta tidak kenal lelah dalam memberikan pelayanan, sampai di usia lanjut.

Misa penghulu jiwa serta ritual kematian akan disampaikan lebih detail nantinya oleh Keuskupan Agung Jakarta bersama dengan Paroki St. Yakobus.