berita kacanginka
Sebagai kota metropolitan terkemuka yang menduduki posisi kedua setelah ibu kota nasional di Indonesia,
Kegeliatan lalu lintas yang menyebabkan kemacetan dan keramaian telah menjadi pemandangan biasa di Surabaya. Akan tetapi, hal ini tidak boleh disepelekan.
Satu area yang kerap mengalami kemacetan dan mendapat perhatian dari Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya adalah persimpangan level crossing. Muncullah wacana untuk membangun flyover (overpass) atau underpass sebagai solusinya.
“Insyaallah kita akan mengconstruct overpass di Taman Pelangi (Jemursari) serta merancang underpass di Margorejo untuk tahun ini (2025),” ungkap Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi saat berada di Surabaya pada hari Sabtu (19/4).
Agar dapat mewujudkan rencana itu, Pemerintah Kota Surabaya bekerja sama dengan PT KAI Daop 8 untuk menekan kemacetan di persimpangan kereta api, termasuk dengan mendetailkan lokasi mana yang membutuhkan jalur layang atau terowongan bawah tanah.
“Jika hal tersebut sederhana, dapat dibuat underpass; jika sedikit lebih rumit, maka gunakan overpass. Yang utama adalah biaya bisa tertutupi; bila terlalu mahal, kita akan memilih overpass dan tetap berkoordinasi dengan Pak Kadaop,” tambahnya.
Eri mengatakan bahwa masih terdapat beberapa persimpangan tanpa gerbang penyeberangan di Surabaya. Oleh karena itu, pengerjaan jalur pejalan kaki layang atau lewat bawah permukaan di tempat-tempat tersebut akan dilakukan secara bertahap.
Lebih lanjut, Pemerintah Kota saat ini mempersiapkan diri untuk menyongsong proyek Jalur Kereta Api Regional Surabaya (JRASR). Ini merupakan bagian dari upaya modernisasi layanan KRL pada rute antara Surabaya dan Sidoarjo.
Proyek ini sepenuhnya didanai melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Eri menginginkan agar ketika konstruksi SRRL dimulai, tak akan ada lagi lahan kosong di kota yang disebut sebagai Kota Pahlawan.
“Proyek tersebut kita bangun secara bertahap, menentukan area mana yang akan jadi fokus pembangunan pada tahun 2026. Sedangkan lokasi yang sudah ditetapkan untuk tahun 2025 adalah kedua tempat tersebut. Ini semua demi keamanan masyarakat kota Surabaya,” tandasnya.
(*)