berita kacanginka
Pemerintah Republik Indonesia berkomitmen untuk tetap mengimpor hasil pertanian dari Amerika Serikat, termasuk gandum dan kedele.
Seperti dikatakan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto saat pertemuan dengan empat pejabat senior dari Amerika Serikat yang berkaitan dengan masalah dan kebijakan tariff seperti Secretary of State AS, United States Trade Representative (USTR), Secretary of Commerce AS, serta Secretary of Treasury AS.
“Indonesia berniat untuk tetap menyediakan hasil pertanian seperti gandum, kedelai, dan susu kedelai, serta negara ini akan memperbesar pembelian peralatan produksi dari Amerika Serikat,” ujar Airlangga saat jumpa pers pada hari Jumat (18/4).
Tidak hanya seputar hasil holtikultura, pemerintah Republik Indonesia juga menegaskan janjinya dalam hal peningkatan pembelian energi dari Amerika Serikat. Ini mencakup aspek seperti LPG dan minyak biji-bijian (
fruit oil
), dan bensin.
Bukan hanya komitmen untuk melanjutkan ekspor, Indonesia juga bakal mendukung perusahaan-perusahaan Amerika Serikat yang telah berkecimpung di negeri kita. Dalam hal ini, dukungan tersebut mencakup percepatan proses izin serta pemberian insentif.
Indonesia pun mengusulkan kolaborasi berkaitan dengan mineral kritis dan berencana untuk menyederhanakan langkah-langkah impor bagi barang-barang Amerika Serikat yang diekspor ke Indonesia, mencakup hasil-hasil pertanian.
Selanjutnya, Airlangga menyebutkan bahwa Indonesia berencana untuk meningkatkan kolaborasinya dengan Negara Pamannya tersebut dalam bermacam-macam bidang mulai dari investasi, pembinaan tenaga kerja, sampai aspek perbankan dan finansial.
“Indonesia tentunya juga menyebut tentang layanan finansial yang lebih condong memberikan keuntungan kepada Amerika Serikat,” tandasnya.
Perlu diingat bahwa Indonesia termasuk dalam daftar negara yang terkena tarif impor dariPresiden AS Donald Trump. Untuk kasus khusus Indonesia, tingkat tarif impornya adalah 32%. Namun, ada beberapa produk tertentu seperti tekstil yang sudah mengalami peningkatan hingga ke angka 47% sebagai bea masuknya.
Biaya tersebut sebenarnya belum diberlakukan karena Trump memilih untuk menangguhkannya selama 90 hari. Waktu ini pun dimanfaatkan oleh Indonesia sebagai kesempatan untuk bernegosi.
Sebaliknya, pemerintah Indonesia memprioritaskan jalur perundingan atas tindakan balasan. Karena itu, mereka mengutus rombongan ke Amerika Serikat di bawah kepemimpinan Menko Airlangga bersama Wakil Menteri Keuangan Thomas Djiwandono sebagai pendamping.
Selanjutnya ada Wakil Ketua Dewan Ekonomi Nasional Mari Elka Pangestu, Sekretaris dari Kemenko Perekonomian Susiwijono Moegiarso, Deputi untuk Area Kerjasama Ekonomi dan Investasi Edi Prio Pambudi, Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Djatmiko Bris Witjaksono, serta Pejabat Penyelenggara Tugas Interim KBRI di Washington DC bernama Ida Bagus Made Bimantara.