Mirip Jan Hwa Diana, Mantan Karyawan Ditolak Ijazah: Pemilik Salon Demam Uang Rp 20 Juta, Beginilah Akhir Ceritanya


berita kacanginka

Tindakan menahan ijazah tidak hanya dialami oleh karyawan UD Sentosa Seal, Margomulyo yang dimiliki oleh Jan Hwa Diana; bahkan sebuah salon di Surabaya pun menerapkan praktik tersebut secara mirip.

Bedasarkan pada kasus Jan Hwa Diana yang harus membayar denda sebesar Rp 2 juta untuk menerima ijazahnya, sang pemilik salon di Surabaya malahan menuntut mantan pegawai mereka untuk membayarnya senilai Rp 20 sampai Rp 30 juta.

Praktik tersebut terbongkar usai mantan pegawai bernama Oci Tartanti (22), seorang warga Nganjuk, mengadukan masalah tersebut kepada Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi.

Menurut kutipan dari kompas.com, Oci mengisahkan bagaimana_ijazahnya pertama kali disita oleh pemilik sebuah salon di Surabaya.

Ceritanya, ia bekerja di salon tersebut pada tahun 2022.

Pada waktu tersebut, dia diharuskan oleh pihak salon untuk mengeluarkan ijazahnya.

“Bekerjanya di salon tersebut selama 1 tahun, dimulai pada tahun 2022 dan keluar pada tahun 2023 dengan durasi kontrak sebesar 3 tahun. Sejak pertama kali memasuki pekerjaan, ijazah disimpan oleh pihak salon,” ungkap Oci saat ditemui di Surabaya, Jumat (18/4/2025).

Selanjutnya, Oci memilih untuk mengambil cuti bersalin dan menyerahkan permohonannya ke pada pengusaha nya di kira-kira tahun 2023.

Berikutnya, ia di minta oleh kedua orang tuanya untuk menjaga adiknya yang masih bayi.

“Pada Maret 2023 saya cuti, kemudian pada April melahirkan dan di awal Mei diminta untuk kembali bekerja tetapi tidak dapat dilakukan karena anak baru berusia satu bulan. Saya tidak boleh pulang ke rumah orang tua karena memiliki bayi, juga tidak mungkin meningalkannya sendirian,” terangkan dia.

Pada akhirnya, Oci menemui pemilik salon lantaran orang tuanya mendesak dia untuk mundur dari bisnis itu.

Namun, ia diminta untuk mengambil ijazohnya dengan syarat harus membayarnya hingga Rp 20 juta.

“Kira-kira senilai Rp 20 hingga Rp 30 juta, tertulis dalam kontrak beserta tandatangannya. Saya hanya menandatangi kontrak yang sudah saya bacakan dengan teliti dan kuingat,” ungkapnya.

Menurut katanya untuk tukar-menukar, pengajaran mereka diganti dengan menahan ijazah. Salon diberi pelatihan, termasuk manicure, pedicure, dan spa, serta dilatih oleh manager, kemudian praktikkannya pada teman-teman mereka,” jelasnya.

Selanjutnya, Oci menyatakan bahwa dia tidak mampu membayarkan jumlah uang seperti yang dipersyaratkan oleh pihak perusahaan.

Selanjutnya, ia dipilih untuk mengangsur hingga selesai dan ijazahnya dikembalikan.

Karena gagal mendapatkan ijazahnya, Oci kemudian mengirim pesan kepada Walikota Surabaya, Eri Cahyadi, via Instagram-nya.

Pesan dari Oci direspons oleh Eri Cahyadi dengan menginstruksikan Kepala Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja (Disperinaker) Surabaya, Achmad Zaini, untuk menangani permasalahan tersebut.

“Mbk Oci mengadu kepada Pak Wali (Pemkot Surabaya), dan Pak Wali membalas dengan menelepon Mbk Oci. Dia minta saya menyelesaikannya secara diam-diam, tanpa membuat heboh,” jelas Zaini ketika dimintai konfirmasi pada hari Jumat, 18 April 2025.

Berikutnya, Zaini menghubungi pihak perusahaan guna menuntaskan kasus itu.

Dia mengatakan bahwa pemilik salon di mana korbannya bekerja sangat membantu selama proses mediasi.

“Para korban memiliki kewajiban membayar utang sebesar Rp 1,3 juta. Mereka telah membayarkan sebagian yaitu Rp 450.000 kepada perusahaan dan hutangnya sudah terlunasi. Perusahaan kemudian mengeluarkan ijazah bagi mereka dengan alasan bahwa ini sebagai bentuk penghargaan atas pembayaran yang dilakukan, tidak termasuk dalam penahanan,” paparnya.

Zaini menyebutkan bahwa perusahaan menjelaskan uang yang dimintanya adalah untuk biaya pelatihan.

Karena itu, para korban telah menerima pelatihan tentang keterampilan yang relevan.

“Saya menyarankan agar perusahaan dapat menjalani operasi dengan tenang, aman, dan nyaman, silakan melanjutkan aktivitas. Hanya saran kepada perusahaan jika masih menyimpan dokumen pendukung, mohonhubungi kami di kantor bantuan,” katanya.

Usaha yang dilakukan oleh Disnakertrans Surabaya ini mendapat sambutan positif dari Oci.

Disnaker menelpon perusahaannya pada hari Kamis (17/4/2025) di waktu pagi dan segera diminta untuk membawa seragam salon. Saya bertemu dengan manager secara langsung, memberikan ijazah tanpa harus membayar denda atau sanksi apapun.


Jan Hwa Diana Tetap Enggan Mengakui

Pada sisi lain, pemilik UD Sentosa Seal Jan Hwa Diana tetap memilih untuk tidak menyimpan ijazah, walaupun beberapa mantan pekerja telah hadir saat razia yang dilakukan oleh Wakil Menteri Tenaga Kerja (Wamenaker) ImmanuelEbnezer.

Mentri yang biasa dipanggil dengan nama akrab Noel tersebut melakukan inspeksi ke gudang Diana usai muncul banyak permasalahan terkait dugaan penahanan ijazah dari sejumlah mantan pegawai Diana.

Noel tiba dengan mengendarai mobil Alphard berwarna hitam dan plat nomor RI 24. Ia hadir memakai seragam dinas komplit sekitar pukul 12:30 WIB bersama dengan Wakil Walikota Surabaya, Arumi.

Hadirmen juga dalam pengawasan bersama itu adalah perwakilan dari Polrestabes Surabaya, DPRD Kota Surabaya serta DPRD Jawa Timur.

Akan tetapi, pertemuan yang diawasi oleh pihak berwenang tersebut tidak menghasilkan apa-apa.

Menteri Tenaga Kerja Immanuel Ebenezer malah kesal dengan tindakan yang dilakukan oleh Jan Hwa Diana.

Awalnya, Noel dan Atmuji dilarang memasuki gerbang depan.

Hanya gerbang samping yang terbuka, lalu beberapa orang memasuki tempat itu dengan ramai.

“Iki gak dibukak maneh pinter-nya?,” kata Armuji.

Ketika pintu dibuka, ternyata Diana ada di dalam gudang dan memakai pakaian berwarna merah.

Beberapa karyawan turut serta dalam penyambutan kedatangan Wamen Noel.

Sebentar saja, 12 eks pegawai yang menyatakan bahwa ijazah mereka disimpan juga terlihat hadir dalam inspeksi mendadak tersebut.

Mereka didampingi oleh kelompok pengacara. Tambahan pula, bukan cuma petugas polisi yang bertindak sebagai penjaga.

Sejumlah puluhan individu dari Ormas Masyarakat Madura Asli (Madas), menyertai pengawalan razia tersebut.

Mereka menggantungkan poster di gerbang gudang UD Sentosa Seal.

Kehadiran delegasi dari berbagai negara tersebut ternyata masih belum mendorong Diana untuk memberikan penjelasan yang memadai.

Diana bersikeras tidak mengenali mantan karyawannya yang menyatakan bahwa ijazahnya dihentikan.

Malahan, Diana enggan bila mereka pernah menjadi karyawan lamanya.

Kebocoran informasi mengenai Diana menjadi lebih jelas ketika Noel bertanya tentang karyawan yang bernama Vero.

Vero sudah meninggalkan perusahaan berdasarkan informasi yang diberikan Diana. Alih-alih melanjutkan bekerja di sana, dia memilih untuk resigned atau keluar secara resmi.

Tetapi hal itu tidak serta-merta membuat Noel menjadi yakin.

Dia menginstruksikan timnya untuk menelusuri kedudukan Vero di area seputaran kantor perusahaan tersebut.

ternyata, Vero berada di kamar yang lain dari perushaan itu.

Vero juga hadir dalam pertemuan itu.

Menanggapi hal itu, Diana melontarkan balasan lagi.

Dia mengatakan bahwa meskipun Vero telah mengundurkan diri, tetapi dia masih diizinkan untuk datang ke kantor perusahaan.

“Pak, jika Veronica sudah mengundurkan diri, jangan sampai dia datang ke sini lagi. Setuju, bukan?” katanya dengan cepat.

Ketika berjumpa dengan Menaker dan Armuji, Diana segera mengingkari bahwa dia pernah menyimpan ijazah pekerjanya.

Dia bahkan mengaku difitnah.

“Saya tidak bisa mentolerir fitnhan terhadap diri saya. Ini adalah negeri hukum,” ujarnya di hadapan Noel seperti ditampilkan dalam video yang dibagikan melalui akun media sosial Armuji.

Kengeyelan Diana tetap terlihat ketika Noel memperkenalkan Putri, seorang mantan karyawan yang menyatakan bahwa ijazahnya disita.

Diana bersikeras tidak mengambil ijazah Putri.

Meski Putri sudah menjelaskan tentang ruangan di mana ijazahnya disimpan, Vero tetap keras kepala mengatakan bahwa ia tidak pernah menyimpannya.

Selanjutnya, hadirlah Vero yang memiliki informasi tentang ijazah tersebut.

Vero juga menyatakan dirinya tidak memiliki wewenang untuk menanggapi pertanyaan tentang ijasah itu.

Meskipun rekaman percakapan teleponnya dengan karyawan tentang ijazah telah ditampilkan, Diana masih menyangkal.

Mendapati Diana yang selalu menolak, akhirnya pihak Polres Tabes Surabaya memberikan komentarnya.

Dia bertanya alasan dia berbohong tentang Veronica, tetapi sekali lagi Diana membantah.

“Diana menjawab, ‘Sudah kukatakan padanya, dan dia pun telah mengundurkan diri. Saya tidak ingin membawa masalah ke pihak lain,'” demikian ucapnya.

Seperti Diana, Veronica yang dimintai pendapat pun lebih memilih untuk berhati-hati dan mengatakan bahwa dia tidak memiliki otoritas untuk menanggapi pertanyaan tentang ijasah pekerja mereka.

Baik, namun saya tidak memiliki wewenang untuk menjawab, silakan diserahkan kepada Bu Diana.

Menanggapi situasi tersebut, Noel merasa marah.

“Begini nih, aku adalah polisi dan juga wakil negara. Aku berhak menggunakan kekuatan jika perlu,” terang Noel sembari menggebuki meja.

Noel menuduh Diana bahwa dia berbohong tadi.

“Tidak buk, kenapa saya malah menjadi cemas?” balas Diana sambil bersantai.

Kata-kata dari Diana sekali lagi menimbulkan emosi pada Noel.

“Mengapa terlihat cemas? Ada banyak orang di sini dan itu mencolok. Kami hanya meminta izin untuk mengambil dokumen karyawan yang tertahan,” ujar Noel.

Sebab Diana dan Vero tetap keras kepala, Noel pada akhirnya setuju untuk menggunakan uangnya untuk melunasi biaya ijazah tersebut, meskipun Diana dan Vero tidak berubah sikap mereka.

Kedua pihak tetap tegaskan tidak ada pemblokiranijazah.

Karena tidak ditemukan kesepakatan, pada akhirnya baik Noel maupun perwakilan dari polisi dan Armuji setuju untuk mengalihkan kasus tersebut kepada instansi kepolisian.

Menemui setelah rapat, Noel merasakan ketidakpedulian dari orang lain.

“Sangat kurang kerjasama. Negara kita sepertinya tidak diperhitungkan. Menurut saya hanya Bapak Wagub yang merasa tidak dihargai. Bahkan saya pun merasa begitu,” keluh Deputi Menteri Tenaga Kerja Immanuel dengan nada patah hati.

Beberapa bagian dari artikel ini sebelumnya dipublikasikan di Kompas.com denganjudul ”
Oci Tartanti Memperoleh Kembali Ijazahnya yang Di tahan Sejak Mengirim Pesan ke Eri Cahyadi

===

Undangan kami kirim kepada Anda untuk ikut gabung ke dalam Grup Whatsapp Harian Surya. Lewat grup WhatsApp tersebut, Harian Surya bakal membagikan saran artikel terkini tentang Surabaya, Sidoarjo, Gresik, dan tim sepak bola Persebaya dari berbagai wilayah se-Jawa Timur.

Klik di sini
untuk untuk bergabung