Harga emas Antam dalam bulan terakhir menunjukkan pola yang sangat jelas, dengan harganya perlahan meningkat setiap harinya.
Phenomenon ini meningkatkan antusiasme publik secara signifikan. Kedai-kedai perhiasan, entah itu berbasis fisik atau daring, dipenuhi oleh konsumen yang tertarik untuk membeli dan menjaga nilai investasi mereka sebelum harga naik lebih jauh.
Komunitas mengambil keuntungan dari waktu luang mereka untuk mencari logam mulia tersebut. Berikut adalah ringkasan fenomena yang teridentifikasi:
berita kacanginka
.
Emas Tetap Menjadi Incaran: Tak Ingin Disebut FOMO, Ini Waktunya Pindahkan Strategi Investasi
Berdasarkan laporan di Kantor Emas Cikini (Cikini Gold Center) yang terletak di Jakarta Pusat, warga nampak berkumpul mengelilingi gerai-gerai tersebut. Mereka kelihatannya sedang menyusuri satu toko ke toko lainnya dengan tujuan membanding-bandingkan harga perhiasan emas.
Karena kegembiraannya sangat besar, sejumlah pedagang emas bahkan menerapkanaturanseperlulimithingga satu individu diperbolehkan untuk melakukan maksimal satu transaksisehari. Keputusan ini dibuat dengan tujuanuntukmenjagakestabilitaskeseluruhanlayanandalammenghadapi ledakanpermintayangamattinggi.
“Karena stok sedang langka, setiap pelanggan hanya dapat membeli 1pcs untuk pecahan khusus Antam 2025,” begitulah ketentuan yang terpasang di gerai-gerai tersebut.
Dari pantauan
berita kacanginka
Di sebuah gerai, pada tanggal 17 April 2025, harga jual emas Antam ditawarkan dengan nilai yang cukup tinggi.
Untuk emas LM (Logam Mulia) dengan sertifikat Certicard dalam kemasan terbaru, harganya menembus Rp 2.110.000 per gram untuk berat 1 gram. Sementara itu, jenis 100 gram dijual seharga Rp 202.700.000 yang setara denganRp 2.027.000 tiap gram-nya.
Untuk varian Antam Portrait yang berbentuk patung, harganya per gramnya adalah sebesar Rp 1.965.000, sehingga untuk ukuran 100 gram nilainya menjadi Rp 201.700.000. Sedangkan tarif buyback atau repurchase emas tersebut berkisar antara Rp 1.910.000 sampai dengan Rp 1.820.000 tiap gram, bergantung pada tipe serta keadaan dari emas itu sendiri.
Selain varian dari Antam, emas King Halim pun menunjukkan harga yang tidak kalah tingginya. Harga penjualannya untuk ukuran 100 gram adalah sebesar Rp 187.100.000, sementara itu harga buyback-nya berada pada level Rp 1.820.000 per gram.
Jual Simpanan Emas
Ternyata, selain masyarakat yang sangat berminat untuk membeli emas, mereka juga semakin banyak menjual kembali simpanan lama mereka.
Salah satunya adalah Mama Kenbo, seorang penduduk Jakarta, yang mengunjungi toko Antam dengan membawa sebuah koin emas dinar.
“Saya membelinya 17 tahun yang lalu, coba tebak harga saat itu berapa? Harga awalnya hanya Rp 1,2 juta. Namun sekarang dihargai menjadi Rp 6,8 juta,” ujarnya dengan senyum penuh kepuasan.
Untuk orang-orang yang telah menimbun emas selama bertahun-tahun, situasi saat ini rasanya seperti mendapatkan rezeki nomplok. Emas kini menjadi jawaban atas keadaan ekonomi yang tidak stabil tersebut.
“Produk ini saya tawarkan karena ada keperluan yang sangat mendesak, hasilnya cukup bagus,” ujarnya.
“Investasi emas yang pertama kali saya lakukan adalah membeli 10 gram,” ujar Diah.
Diah menyatakan dirinya bukan tipe pembeli FOMO (takut ketinggalan). Dia telah melaksanakan penelitian terlebih dahulu serta mempersiapkan dana darurat sebelum berpindah ke investasi emas.
“Makanya saya bareng Mama Kenbo, karena dia lebih pengalaman. Menurut saya ini lebih menguntungkan dari pada nyimpen uang di bank,” kata Diah.
Kisah Peternak Emas Antam di Bogor, Beberapa Tidak Kembali Selama 2 Hari
Sebagian penduduk juga mengadu nasibnya di Bogor. Beberapa orang rela menunggu berhari-hari hanya untuk mendapatkan kesempatan memperoleh quota pembelian emas.
Orang-orang yang berminat membeli emas Antam dengan sendirinya membentuk antrian. Sekitar pukul 23:00 WIB, jumlah orang dalam antriannya telah mencapai 68 jiwa. Lalu pada tengah malam, tepatnya pukul 00:00 WIB, panjang barisan tersebut bertambah menjadi seratus orang.
Di jam 12 malam waktu Indonesia Bagian Barat, para peserta yang telah mendaftar akan dipanggil kembali dan diminta untuk menunjukkan Kartu Tanda Penduduknya. Apabila namanya disebut tiga kali berturut-turut tetapi tidak ada respons, maka dianggap sebagai ketidakhadiran. Ketika proses pengambilan nomor antrian berlangsung, beberapa penduduk setempat yang datang terlambat justru mendapatkan urutan paling akhir meskipun mereka sudah mengantri sejak siang hari.
Rahmatullah, seorang warga yang turut mengantri, menyampaikan bahwa dirinya telah bergabung dalam barisan antrian sejak Senin (14/4) malam. Menurut pengakuan Rahmatullah, di hari pertama dia tidak berhasil mendapatkan kuota.
“Pada hari pertama, jumlah kouta mereka adalah 56 orang. Sementara posisi antrian saya ada di urutan ke-57,” ungkap Rahmat saat berbicara di Butik Antam Kota Bogor pada Rabu (16/4) malam.
Rahmat tidak mudah putus asa. Untuknya, pertempuran untuk emas Antam harus berlanjut hingga titik terakhir.
Kemudian dia mengantri kembali pada hari berikutnya. Namun, sayangnya ia tetap tidak mendapatkan kuotanya. Akhirnya, dia memilih untuk istirahat di area sekitar butik Antam.
“Saya tidak kembali ke rumah di Leuwiliang. Malahan saya menginap di tempat ini. Itulah perjuangannya,” katanya sembari terkikih.
Akhirnya dia mendapatkan nomor antrian 1 di hari ketiga.
Berbeda dari Rahmatullah, Simamora jauh lebih beruntung. Dia baru mengajukan permohonannya pada pukul 23.00 WIB dan berhasil memperoleh nomor antrian ke-68. Saat pengumuman pertama dilakukan, dia sudah cukup pesimistis tentang kesempatan untuk mendapatkan quota tersebut.
Meskipun begitu, dia masih percaya. Kemudian pada hari Kamis tanggal 17 April di pagi hari sekitar pukul 05:50 WIB, petugas keamanan butik mengumandangkan beberapa nama dari daftar antrian, dan karena beberapa orang tidak muncul, posisi mereka tergeser menjadi nomor 60 dalam antrian.
Inilah nasibnya yang beruntung. Karena, jumlah pemesanan terbatas hanya untuk 60 orang saja.
“Alhamdulillah, ini telah menjadi rejeki kami. Nama saya hampir tidak memenuhi kualifikasi,” katanya.