berita kacanginka
– Sepertinya keluarga Solossa terus menghasilkan atlet handal. Kali ini, Dolvi Theofilus Solossa berhasil menyita perhatian.
Dia merupakan anak laki-laki dari eks pemain belakang tim nasional, Ortizan Solossa. Ia juga menjadi keponakan dari tokoh terkenal Persipura Jayapura, Boaz Solossa. Dolvi menunjukkan performa yang mengesankan saat bermain untuk Papua Football Academy (PFA) pada turnamen Antalya Junior World Cup 2025 di Turki.
Menempati posisi sebagai striker, sang pemain lahir pada tanggal 15 November 2010 ini menjadi faktor utama dalam kemenangan pertandingan pembuka mereka pada hari Kamis (17/4). Gol yang dicetaknya saat babak ke-44 membantu tim PFA mengamankan kemenangan dengan skor akhir 2-1 melawan klub dari Turki bernama Ozerspor. Sang pelatih PFA, Ardiles Rumbiak, mencatatkan bahwa Dolvi merupakan salah satu atlet bermutu tinggi di skuadnya.
“Mengenai potensinya, Dolvi memiliki bakat yang luar biasa. Oleh sebab itu, saya sering menyatakan bahwa untuk mengevaluasi kemampuan dirinya, hanya dengan tampil pada kompetisi tingkat nasional saja tak cukup. Ia perlu ikut serta pula dalam ajang bertaraf internasional dan ia berhasil membuktikannya,” ungkap Ardiles ketika diwawancara oleh Jawa Pos. Ardiles merasa amat beruntung karena PFA turut terlibat dalam turnamen yang diselenggarakan di Antalya, Turki tersebut.
Menurut Ardiles, bertanding pada kompetisi tingkat internasional dapat mempertajam kemampuan para pemain muda. Dia menegaskan bahwa “pemula akan mencapai pertumbuhan optimal apabila memiliki pengalaman berharga dalam arena internasional. Ini bukan hanya tentang keterampilan tetapi juga ketahanan mental mereka.” Hal tersebut memberikan kesempatan bagi pemain PFA untuk mendapatkan pengetahuan dan teknik tambahan agar unggul dibandingkan lawannya. Harapan Ardiles adalah situasi ini dapat dipertahankan kedepannya.
Sebenarnya, PFA menampilkan performa yang cukup mengesankan di Antalya Junior World Cup 2025. Dalam tahap grup, PFA berhasil mendapatkan dua kemenangan serta satu kali kekalahan. Kemudian pada putaran untuk memutuskan peringkat 16 teratas, mereka mencatat satu kemenangan dan satu seri dalam dua pertandingan. Sekarang, PFA berada di urutan ke-12 dari total 24 tim peserta.
Menurut Ardiles, keberhasilan bukanlah faktor utama. Namun, ia menjelaskan bahwa timnya telah memperoleh banyak pengalaman saat bertanding dalam turnamen tersebut. “Hasil pertandingannya, apakah menang atau kalah, itu bukan prioritas kita. Yang terpenting adalah cara kita dapat mengestimasi seberapa besar kemajuan para pemuda di akademi ini. Apa kondisi mental mereka, apa pola pikir mereka, dan seperti apa pandangan permainan mereka. Itulah yang benar-benar menjadi fokus kami,” tandasnya.