berita kacanginka
Belakangan ini, teori Red String Theory kerap muncul di beragam platform media sosial termasuk TikTok.
Di TikTok, beberapa warganet berbagi cerita mereka terkait Teori Tali Merah.
Teori Red String biasa dipandang sebagai representasi dari ide tentang jodoh, di mana perjumpaan antara dua individu yang sangat dekat dirasakan seperti adanya ikatan supranatural yang menghubungkannya.
Perasaan seperti itu kerap dihubung-hubungkan dengan Teori Dawai Merah, yang juga disebut sebagai Teori Tali Tak Kasat Mata.
Teori Benang Merah ini baru-baru ini jadi pembicaraan panas di platform TikTok.
Berikutnya, mari bahas tentang apa sebenarnya Red String Theory itu? Mari kita uraikan dengan mendalam penjelasannya seperti yang dikutip dari Womens Health Mag di bawah ini!
Pengertian Red String Theory
Teori Benang Tak Terlihat berasal dari kepercayaan bahwa tiap individu mempunyai satu orang istimewa yang dihubungkan dengan mereka lewat sebuah benang tidak kasat mata.
Menurut Marisa T. Cohen, PhD, LMFT, seorang terapis pernikahan dan keluarga, menurut teorinya, walaupun dua individu dapat dipisahkan dan kemudian bersatu lagi beberapa kali dalam kehidupan mereka, pada dasarnya mereka tidak akan pernah sepenuhnya lepas satu sama lain—karena adanya “tali halus” yang senantiasa mempertemukan mereka.
Sebaliknya, di dalam budaya Asia Timur, ada ide mirip yang disebut Teori Tali Merah.
Teori ini berasal dari legenda Tiongkok dan Jepang yang meyakini bahwa masing-masing orang sudah ditentukan untuk bertemu jodohnya, dipertautkan oleh sebuah tali merah tidak kasat mata yang menyambungkannya selama perjalanan kehidupan mereka.
Mystic Michaela, yang juga host dari podcast Know Your Aura, mengatakan bahwa tanda ini adalah pertanda nasib yang menunjukkan dua jiwa terpilih pasti akan bertemu dan berkumpul dalam perjalanan hidup mereka, tidak peduli ada berapa banyak hambatan di depannya.
Sejarah dan Dampak Kebudayaan Pop
Teori String Tak Kasat Mata kian terkenal berkat pengaruh budaya pop. Misalnya saja Taylor Swift, yang menampilkan ide tersebut dalam lagu Invisible Strings dari album Folklore-nya.
Film yang masuk nominasi untuk Oscar berjudul “Past Lives” menunjukkan bagaimana dua individu dengan ikatan batin tetap bertemu di kehidupan demi kehidupan, sebagai jika ada gaya kuat yang mempersatukan mereka.
Di platform-media sosial seperti TikTok, konsep ini telah menjalar sebagai tren dengan ratusan postingan yang mengisahkan secara personal tentang momen takdir yang dirasakan dalam perjumpaan mereka.
Banyak konsumen menceritakan pengalaman bertemu dengan kekasih atau sahabat yang sepertinya sudah dirancang alam semesta jauh sebelum mereka memahami hal tersebut.
Efek Baik dan Buruk Teori Dari Kabel Merah
Teori ini memberikan pengaruh psikologi bervariasi terhadap orang-orang yang meyakininya:
-
Dampak Positif
1. memberikan harapan pada hubungan: banyak individu merasa lebih tenang saat mencari jodoh dengan keyakinan bahwa alam semesta sudah menyediakan pasangan khusus bagi mereka.
2. Menanggulangi Rasa Kehilangan Diri: Kepercayaan akan adanya orang tertentu yang telah digariskan bagi Anda bisa membantu meringankan rasa kesepian.
3. Mendukung Penerimaan Petualangan Kehidupan: Konsep ini dapat mengingatkan kita bahwa setiap hal terjadi untuk suatu alasan dan bahwa ikatan yang berarti pada akhirnya akan mencari jalan mereka sendiri.
-
Dampak Negatif
1. Menjungkirkan Kebijaksanaan Hubungan: Mempercayai pada prinsip tersebut dapat mengakibatkan orang enggan bersusah payah di dalam sebuah hubungan, percaya sepenuhnya kepada nasib yang diyakini akan memperbaiki semuanya.
2. Menghasilkan Kekesalan dalam Relasi: Pandangan bahwa hanya ada ‘ satu jiwa lainnya’ dapat mendorong individu meragukan ikatan mereka saat ini dan selalu berpikir tentang potensi kemitraan yang lebih superior.
3. Menahan Perkembangan Individu: Ketergantungan total pada ide nasib dapat mencegah orang untuk membuat pilihan serta memikul tanggung jawab terhadap hidup mereka sendiri.
Bagaimana Cara Menerapkan Teori Ini dengan Cerdas dan Baik?
Walau teori ini tak punya landasan saintifik, kamu bisa memakainya jadi metode pikiran positif dalam hidup serta interaksi sosial:
- Tetaplah Realistis dalam Hubungan – Mempercayai nasib tidak bermakna meninggalkan upaya untuk menciptakan ikatan yang baik dan sehat.
- Utamakan Kepentingan Diri – Jangan mengorbankan prinsip-prinsip serta kewajiban Anda hanya demi memuaskan orang yang menurut Anda seharusnya “cocok” dengan Anda.
- Bersikap Terbuka terhadap Peluang Baru – Amati pertemuan-pertemuan yang serendah-rendahnya takdir, namun jangan lupa untuk secara proaktif menghasilkan peluang bagi dirimu sendiri.
Red String Theory
atau
Invisible String Theory
merupakan ide menarik yang menghadirkan sudut pandang segar terkait interaksi antara manusia.
Meskipun begitu, layaknya seluruh teori, kuncinya adalah menggunakan ini sebagai pelipur lara hati, bukannya pedoman tunggal saat kita menapaki kehidupan dan berinteraksi dengan orang lain.
(Tribuntrends/Parapuan.co/Disempurnakan dengan bantuan AI)