berita kacanginka, JAKARTA
– Kemenhan berencana untuk tetap mewaspadai kemungkinan adanya campur tangan pihak luar yang membantu kelompok-kelompok kriminal bersenjata (KKB) atau OPM di wilayah Papua.
Tindakan pencegahan tersebut mencakup aspek pasokan senjata dan perbekalan.
Demikian informasi yang diberikan oleh Kepala Biro Informasi Pertahanan Kementerian Pertahanan, Brigjen TNI Frega Wenas Inkiriwang, pada acara diskusi daring yang diadakan oleh Indonesia Strategic and Defence Studies (ISDS) pada hari Kamis, tanggal 17 April 2025.
Dia menyebut bahwa mereka menanggapi peningkatan kekuatan KKB serta adanya indikasi pendukung luar yang membantu kelompok tersebut.
“Tentu saja kami juga mempertimbangkan kemungkinan partisipasi artis asing. Memang benar bahwa Papua memiliki batas bersama dengan Papua Nugini, dan di tempat tersebut terdapat ikatan keluarga yang dapat mendukung adanya pertukaran,” ungkap Frega seperti dilansir Kompas.com.
Menurutnya, perbatasan nasional menjadi kesempatan bagi kelompok kriminal bersenjata untuk melepaskan diri dari sergapan aparat keamanan Indonesia.
Saat terjadinya pertempuran, para anggota KKB sering kali mengungsi ke daerah milik negara sebelah, tempat pasukan TNI tidak berhak secara hukum untuk memasuki area tersebut.
“Saati mereka melewati ke negeri lain, kami tak memiliki wewenang untuk memasuki wilayah negeri orang,” tambahnya.
Kemenhan juga menaruh perhatian terhadap potensi masuknya senjata dari luar negeri yang digunakan KKB. Namun, Frega menekankan bahwa penanganan isu Papua tidak bisa dilakukan hanya dengan pendekatan militer, melainkan perlu sinergi dengan pendekatan kesejahteraan dan sosial.
“Tentunya mengenai masalah Papua, selain pertahanan fisikal dari segi keamanan, kita juga harus menerapkan kerjasama yang baik,” kata Frega.
Dia mengatakan bahwa Kementerian Pertahanan sepenuhnya mendukung upaya pemerintah melalui strategi komprehensif di Papua, yang mencakup partisipasi aktif Wakil Presiden dalam meresmikan tim tugas untuk memajukan pengembangan Papua.
“Semoga hal ini dapat berlanjut, kita bisa berkumpul bersama. Saat ini telah ada beberapa metode yang diimplementasikan melalui diskusi,” ungkapnya. (*)
Ikuti berita berita kacanginkadi
GOOGLE NEWS