berita kacanginka
Di jejaring sosial viral kisah tentang seorang pria lanjut usia yang menawarkan layanan memotong dan membersihkan rumput di halaman rumah orang lain.
Pak tersebut membayarnya secara sukarela, tidak apa-apa meskipun pembayarannya hanya berupa air minum.
Di sana ternyata sang ayah lebih dahulu memiliki kisah penuh kesedihan.
Dia hidup sendirian tanpa rumah.
Rumah yang dimilikannya justru telah dilego oleh kerabatnya dan sekarang dia tidak memiliki tempat tinggal lagi.
Akhirnya dia terpaksa pindah-mengembara secara berkala dan tertidur di tempat apa pun yang tersedia.
Cerita tersebut awalnya dibagikan di akun TikTok @astrophilia.
Pada postingannya, pemilik akun mengunggah video bapak tua mengenakan kaos abu-abu dan celana panjang hitam.
Lelaki lanjut usia tersebut kelihatannya sangat bersemangat saat membersihkan tanaman hijau di tepi jalan, persis di depan gerbang rumahnya.
Dia kemudian membawa rumput yang telah dibersihkan tersebut ke lokasi lain.
Saat melaksanakan tugasnya, sang lelaki lanjut usia tersebut secara berkala menghadirkan senyum dan bertukar obrolan dengan tuan rumah.
Pak tua terlihat sangat gembira ketika disodorkan air minum serta beras yang sudah dimasukkan dalam karung ukuran kecil.
Baju yang dikenakannya terlihat basah karena keringat setelah ia mencukur rumput.
Setelah menyelesaikan tugasnya tersebut, sang lelaki lanjut usia pun beranjak naik ke atas sepedanya yang sudah tua dan kuno.
Dia kembali dengan ekspresi gembira sambil menggendong saco padi yang didapat dari memetik rumput.
Pemilik akun setelah itu mengungkapkan dialognya dengan sang bapak tua.
Pada gerbang tbtb terdapat beberapa pria dewasa yang berkata: ‘Maafkan kami, bisakah kami membersihkan rumput di depan sini? Berapa biayanya? Hanya segelas air pun oke,’ demikian tertulis dalam unggahan si pengguna.
Ternyata ketika sedang berbincang, sang ayah lanjut usia tersebut mengungkapkan bahwa dia telah hidup berpindah-pindah selama dua bulan terakhir.
“Sudah dua bulan terakhir dia tidur di masjid, tepatnya di pos kampung wilayah Wuluhan – Ambulu. Hari ini ia berencana pergi ke Nguling menggunakan sepedanya yang lama,” demikian tertulis dalam catatannya.
Lelaki lanjut usia tersebut juga menyatakan bahwa ia terpaksa tinggal berkelana karena rumahnya telah dijual.
“Dulunya rumahnya berbahan bambu namun sudah dijual sehingga kini dia tidur di mana saja. Ia bekerja dengan menawarkan jasa sesuai kemampuan kepada orang lain. Bila bertemu, mohon bantuan ya gus, terima kasih banyak,” ucapnya sekali lagi.
Dalam unggahan tersebut, terdapat sejumlah orang yang menyatakan diri mereka sebagai keluarga dari sang lelaki senior.
Ternyata nama pria tersebut adalah Slamet, dia adalah orang yang tidak ingin memberi beban pada keluarganya.
“Oh Tuhan, itulah yang saya cari kemana-mana tapi belum pernah bertemu. Itu saudaranya Ibunya. Dia selalu membantu orangtuanya dan tidak meminta-mintai apa-apa kepada keluarganya,” tulis akun @sy(**).
Dia juga menyebut bahwa ternyata rumah Slamet tersebut sedang dipasarkan oleh kerabatnya.
“Iya benar Pak Lek Selamet,, rumahnya sudah dijual oleh keluarganya, sehingga ia tidak memiliki tempat tinggal lagi. Tolong datang dan bantulah dia karena dia menolak pertolongan, sungguh disayangkan, aku adalah keponakannya,” demikian tertulis dalam unggahan tersebut.
Berdasarkan unggahan dari pemilik akun, disebutkan bahwa Pak Slamet berasal dari Balung. Rumah miliknya bahkan telah dijual oleh saudaranya sendiri.
Pamannya telah mengusulkan tempat tinggal bagi Pak Slamet.
Tetapi sang kakek menolak karena enggan mengganggu keponakannya tersebut.
Dia lebih suka mengikuti jalannya sendiri dalam hidup tanpa perlu meminta bantuan kepada orang lain.
“Mengendarai kendaraan menuju Nguling menurut yang dia dengar sebenarnya tidak berarti kembali ke Probolinggo, karena beliau berasal dari Jember namun perjalanannya hanya mengarah ke Nguling,” demikian tertulis.
Tetap ikut berlangganan dengan kanal Tribunnews Bogor melalui aplikasi WhatsApp :
https://whatsapp.com/channel/0029VaGzALAEAKWCW0r6wK2t