berita kacanginka
– Sebuah peristiwa tak biasa yang melibatkan seorang anak laki-laki berusia 11 tahun di China timur telah menggemparkan media sosial Tiongkok.
Si anak itu, asli dari Suzhou, Provinsi Jiangsu, menelannya sebuah batang emas murni beratnya 100 gram. Tindakan gegabah ini mencetuskan rasa kagum, khawatir, serta diskusi di kalangan publik secara meluas.
Berdasarkan laporan yang diterima dari Modern Express, sang anak berkeluarga Qian tersebut pada mulanya tengah asik bermain dirumah sebagaimana hari-hari lain.
Tak seorang pun menduga bahwa di antara kegiatan biasanya, dia tiba-tiba mengambil keputusan untuk menelan batang emas yang tidak disangka-sangka hadir padanya.
Setelah insiden tersebut, dia memberi tahu orangtuanya bahwa perutnya agak buncit, tetapi tanpa merasakan nyeri atau gejala aneh lainnya.
Kedua orangtuanya, yang dihinggapi oleh ketidakyakinan, langsung mengantar anak mereka ke Rumah Sakit Anak Afiliasi Universitas Suzhou.
Rontgen menunjukkan adanya objek logam padat berdensitas tinggi yang terjebak dalam saluran usus si anak itu.
Karena keadaannya cukup baik, dokter memutuskan untuk menggunakan metode pengobatan konvensional terlebih dulu, yakni dengan memberikan obat pelunak tinja, harapan agar benda logam tersebut dapat keluar dengan sendirinya.
Setelah dua hari tak ada perkembangan, dan setelah dilakukan pemeriksaan lebih lanjut yang menunjukkan objek itu tetap diam, para dokter kemudian mengkhawatirkan potensi masalah kesehatan serius seperti penghambatan saluran pencernaan atau mungkin robeknya usus.
Terakhir, dokter memilih untuk melaksanakan tindakan pembedahan dengan cara endoskopi, suatu pendekatan yang memiliki luka kecil serta lebih selamat daripada operasi konvensional.
Dua dokter spesialis melakukan prosedur bedah itu bersama-sama, dan durasinya adalah sekitar 30 menit.
Walaupun ada beberapa hambatan teknis terkait dimensi dan permukaan halus dari batang emas tersebut, prosesnya tetap berlangsung dengan baik, dan emas dapat dievakuasi tanpa masalah.
Si anak itu menunjukkan perkembangan penyembuhan yang pesat. Dia telah dapat mengonsumsi makanan biasa baru dua hari pasca prosedur dan segera dibebaskan dari rumah sakit beberapa saat setelah dokter menyatakan keadaannya aman.
Saat informasi tersebut menyebar melalui platform media sosial, masyarakat bereaksi dengan gabungan antara ketidakpercayaan dan sentuhan humoris.
Beberapa orang menyoroti besarnya emas yang dimakannya, dengan seseorang bercanda, “Apakah dia berpikir itu adalah coklat batangan?”
Banyak juga orang yang terkejut dengan keberanian (atau ketidaktahuannya) si anak ini, serta bertanya-tanya bagaimana dia bisa menelan objek seukuran itu tanpa merasakan nyeri yang signifikan.
Sebaliknya, terdengar juga pendapat-pendapat yang lebih tegas, menekankan kebutuhan pengawasan anak di dalam rumah serta menyediakan pembelajaran tentang barang-barang beresiko.
Perilaku anak-anak mengonsumsi objek aneh ternyata tidak asing di Tiongkok. Di masa penuh eksplorasi dan kepolesan ini, mereka seringkali melakukan tindakan berbahaya akibat rasa ingin tahu yang tinggi.
Misalkan pada tahun 2022, ada seorang anak berumur lima tahun yang menelannya sebuah kunci dan hanya menerima perawatan medis setelah sembilan hari merasakan penyakit yang cukup serius akibat kejadian tersebut.
Peristiwa-peristiwa semacam itu menggambarkan bahwa meskipun lingkungan rumah yang dianggap paling selamat pun masih dapat memiliki ancaman tersembunyi apabila tak dikontrol secara teliti.
Cerita tentang seorang bocah di Suzhou tidak sekadar menjadi berita populer, melainkan juga mengingatkan kita akan kepentingan peranan orangtua dan penjaga dalam memastikan kenyamanan serta keselamatan si anak.
Dalam lingkungan di mana ada banyak hal menarik dan misterius bagi si kecil, pendidikan awal, kesiapsiagaan, serta dialog terbuka amat penting agar peristiwa seperti ini tidak berulang lagi.
***
(TribunTrends/Jonisetiawan)