AIDS Meluas di Kalangan Pemuda Papua, Mahasiswa Keperawatan Ajarkan Cara Amanunakan Kondom

Laporan Jurnalis Berita Kacanginka, Putri Nurjannah Kurita

Berita Kacanginka, SENTANI – Sejumlah mahasiswa jurusan Keperawatan dari Universitas Jayapura melaksanakan kegiatan penyuluhan serta praktek penggunaan metode kontrasepsi termasuk kondom untuk mencegah penyebaran HIV/AIDS bagi sekitar puluhan pelajar di wilayah Jayapura.

Praktek kerja keperawatan komunitas mahasiswa Universitas Jayapura dilaksanakan di asrama kontrak mahasiswa Tambrauw yang belajar di kota Jayapura, Papua pada hari Kamis tanggal 17 April 2025.

Salah seorang mahasiswi keperawatan dari Universitas Jayapura, Lulu Rahmawati, membahas mengenai pencegahan penyebaran HIV/AIDS dengan menggunakan kondom.

Menurut dia, langkah awal adalah membuka kantong plastik kondom secara perlahan-lahan hanya dengan menggunakan tangan. Harus dihindari pembuktiannya pakai gigi atau alat seperti gunting dan silet.

“Sesudah dibuka, keluarkan kondomnya lalu pasangkan padaujung penis. Pastikan kondom mencapai hingga ujung penis,” terangnya sambil ditunjukkan dengan bantuan jari-jemari oleh sejumlah mahasiswa serta partisipan lain dalam acara penyuluhan tersebut.

Lulu menambahkan, setelah melakukan hubungan seks, maka kondom yang digunakan harus dilepas secara baik, lalu membuangnya di tempat sampah. “Lalu setelah itu, cuci tangan yang bersih,” ungkapnya.

Selain itu, untuk mencegah penularan HIV/AIDS, sebaiknya absen dari seks secara bebas dan setia kepada satu pasangan. Mahasiswa semester 6 itu menjelaskan mengenai virus HIV/AIDS yang dapat menyerang kekebalan tubuh seseorang pada periode 3 – 4 bulan.

Gejalanya meliputi panas badan yang tinggi dan bertahan lama, kehilangan minat untuk makan, serta diare yang tak kunjung reda.

“Bila merasakan tanda-tanda seperti itu, lebih baik langsung periksakan diri ke Puskesmas atau rumah sakit untuk mengetahui penyakit yang diderita,” terang Lulu.

Pada saat yang sama, Ricardo seorang mahasiswa lain menyebutkan bahwa penyebaran HIV/Aids dapat terjadi melalui berbagai cara, tidak hanya melalui perilaku seks bebas.

“Misalnya, lewat jarum suntik, ibu hamil dengan HIV/AIDS berpotensi menularkan penyakit tersebut kepada bayi di dalam kandungan. Selain itu, ibu yang menderita AIDS saat menyusui juga dapat mentransmisikan virus HIV kepada anaknya,” ungkapnya.

Mereka merekomendasikan pasien dengan HIV/AIDS untuk melakukan kontrol secara berkala di Puskesmas ataupun rumah sakit, supaya mereka mendapatkan pendidikan yang tepat serta dapat minum obat ARV sesuai anjuran.

“Orang yang mengonsumsi obat ARV dengan teratur akan dapat menjalani kehidupan yang normal dan sehat layaknya individu biasa. Pengobatan ini harus dijalankan selama sisa hidup mereka oleh pasien-pasien HIV/AIDS,” jelas Ricardo.

Roberth Yewen, pembina Ikatan Mahasiswa Tambrauw (IMT) di Jayapura, menyampaikan ucapan terimakasihnya keJurusan Keperawatan Universitas Jayapura karena sudah mensosialisasikan informasi tersebut kepada mahasiswa tambrawuwi yang ada di kota Jayapura.

“Harapannya adalah, penyuluhan yang disampaikan ini akan membawa pengaruh baik kepada para siswa dan mahasiswi di Tambrauw Jayapura guna mencegah diri mereka terhadap ancaman HIV/AIDS,” jelasnya.

Pria yang biasa dipanggil Yewen menyarankan kepada mahasiswa Tambrauw di Jayapura untuk mengutamakan studi mereka dan menjauhi pergaulan bebas yang bisa merugikan masa depan mereka.

“Sebab kalian merupakan harapan bagi Kabupaten Tambrauw di masa mendatang. Pastikan untuk menjaga kesehatan dan hindari perilaku buruk yang bisa membahayakan kesuksesan Anda nanti,” katanya.

Menurut laporan dari Kompas.com, Dinas Kesehatan Provinsi Papua mengumumkan adanya 21.129 kasus baru terkait dengan HIV/AIDS di provinsi tersebut untuk tahun 2024.

Kasus HIV/AIDS meningkat dari Januari sampai Desember 2024 jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, yaitu mencapai 18.471 orang.

“Hingga bulan Desember tahun 2024, jumlah penduduk yang tertular HIV/AIDS mencapai 21.129 orang yang menyebar di sembilan daerah berbeda termasuk kabupaten dan kota dalam wilayah Provinsi Papua,” jelas Dr. Arry Pongtiku, pelaksana tugas kepala dinas kesehatan provinsi tersebut.

Menggambarkan hal ini, Arry menyatakan bahwa mayoritas pasien dengan kasus HIV/AIDS berasal dari kelompok umur yang sedang dalam masa produktif atau kalangan remaja di Papua.

“Sebanyak 19.288 orang di usia 14 sampai 49 tahun di Papua mengidap penyakit HIV/AIDS,” ujarnya.

Berikut adalah informasi mengenai pasien dengan HIV/AIDS disembilan daerah tingkat II yang ada di Provinsi Papua untuk tahun 2024:

1. Kasus di Kota Jayapura mencatatkan angka sebesar 8.864.

2. Kabupaten Jayapura dengan 5.480 kasus

3. Kabupaten Biak Numfor memiliki 3.374 kasus

4. Kabupaten Kepulauan Yapen memiliki 2.069 kasus.

5. Kabupaten Keerom mencatat 522 kasus,

6. Kabupaten Waropen dengan 286 kasus

7. Kabupaten Supiori 253 Kasus Tercatat

8. Kabupaten Sarmi memiliki 205 kasus.

9. Kabupaten Mamberamo Raya 76 Kasus.(* )