berita kacanginka, LARANTUKA
– Ribuannya para jemaah menghadapi hujan dan angin selama Prosesi Darat Semana Santa Larantuka tahun 2025.
Pemakaian rosario disertai dengan lagu-lagu puitis memimpin perayaan Semana Santa di Kota Larantuka, Kabupaten Flores Timur.
Hujan deras bersama dengan tiupan angin yang kencang tidak hentinya selagi upacara masih berjalan pada Jumat, 18 April 2025 malam.
Ratusan ribu jemaah Katolik dari seantero Flores Timur sampai para pemberani yang datang dari seluruh pelosok tanah air serta beberapa negara lainnya terlihat sangat sunyi dan tak bernafas. Mereka turut membawa arca suci, yaitu Tuan Ma, Tuan Ana, bersama dengan kotak tempat mayat Tuhan Yesus yang telah disalibkan.
Jalan-jalan di sekitar rute prosesi nampak lembab. Baik sisi kiri ataupun kanannya, Turo atau pagar yang umumnya cerah berkat sinaran ribuan lilin kelihatan mati suri. Hujan masih mengguyur dan suhu dingin menusuki kulit.
Keempat laku deminya, sang penggendong salib Yesus berjalan melintasi jalan setapak yang basah mengelilingi pusat kota Larantuka sepanjang kurang lebih dua kilometer.
Langkahmu berjalan sebagaimana cerita tentang Simon Penyanyi yang menolong YesusKristus menggendong salib tersebut.
Di tempat itu ada delapan altar. Mereka akan mengunjungi masing-masing altar untuk berdoa bersama lagu-lagu duka ovos. Upacara kali ini terasa unik akibat hujan lebat yang tidak redup.
Prosesion darat diawali dari Gereja Katedral Regina Rosari Larantuka dan nanti akan kembali ke tempat tersebut. Peserta prosesi memulai perjalanan pukul 20.00 WITA.
Setelah menunggu selama tiga jam, tepatnya pada pukul 23:13 WITA, akhirnya mereka sampai di Armida Tuan Trewa (Armida 4). Kegiatan tersebut diperkirakan selesai menjelang pukul 02:30 WITA di waktu subuh.
Monitoring berita tentang acara ini menunjukkan bahwa ada banyak pengunjuk ria yang istirahat di tepi jalan. Beberapa orang memilih untuk pulang dan tidak melanjutkan iring-iri merayakan tiga patung suci tersebut.
Sebagian di antaranya termasuk dalam kategori yang rawan seperti orang lanjut usia. Pakaian mereka soaking wet. Mereka tidak bisa menahan udara dingin karena terkena hujan. Di sisi lain, angin telah menjadi lebih tenang dibandingkan ketika upacara baru saja dimulai.
“Cuaca hujan menjadi waktu untuk beristirahat, energi kami telah habis,” kata sepasang suami istri yang lanjut usia. Di antara hujan deras itu banyak orang berjalan dengan kaki mereka sendiri. Tidak ada dari mereka yang membawa payung ataupun jaket hujan.
Sampai pukul 00.00 WITA, Larantuka masih dilanda hujan deras. Upacara tetap berlangsung. Berbagai satuan polisi bersama lainnya masih waspada. Terdapat beberapa area yang mulai menggenang air.
(cbl)
Ikuti informasi terkini lainnya yang unik dan menarik di
GOOGLE NEWS